Hari
ini tepatnya tanggal 9 Desember 2011, Hari Anti Korupsi. Ya, kemarin malam kami
para perwakilan mahasiswa se-Tasikmalaya berkumpul. Dari mulai pengajian
“Integritas” sampai dengan merencanakan aksi. Aksi untuk memperingati hari anti
korupsi tentunya.
Yang
saya ingat, saya sempat menganalogikan korupsi dengan rokok. Menurut saya,
rokok sama dengan korupsi. Kata yang merokok: “Rokok itu nikmat dan susah
sekali untuk berhenti merokok.” Bahkan saya sampai mendengar bahwa kalo tidak
merokok, otak tidak bias berkonsentrasi atau lebih parahnya tidak bias
berimajinasi dan menghasilkan suatu ide. IRONIS: ketika balita saya yakin
mereka tidak merokok. Namun mereka masih bias berimajinasi dan menghasilkan
suatu ide. Ketika belajar berjalan misalnya, balita dengan reflex akan
menggerakan tangan dan kakinya untuk bias berpindah. Tentu saja begitu, karena
otak kanan dan otak kirinya berkonsentrasi dan memerintahkan organ tangan dan
kakinya untuk bergerak agar dapat berpindah ke lain tempat. Dan itu tidak
mungkin terjadi tanpa sedikitnya konsentrasi dan imajinasi. Kembali ke rokok
dan korupsi. Rokok tentunya memberikan kenikmatan dan ketergantungan kepada
penghisapnya. Padahal orang-orang yang menghisap rokok tahu bahkan tidak sedikit
dari mereka faham betul akibat buruk yang akan menimpa mereka jika mereka
merokok terus menerus. Selain akibat buruk yang menimpa perokok, para perokok
pasif (orang yang berada disekitar perokok) lebih parah terkena imbasnya.
Akibat yang diderita lebih besar disbanding perokok aktif. Kemudian yang
menjadi pertanyaan adalah: Mana letak kesamaan rokok dengan korupsi?!
Here we go…
Korupsi,
kata para koruptor: “Korupsi itu enak, apalagi tidak ketahuan! Dan tentunya
lebih sulit lagi berhenti korupsi.” Bahkan mereka tidak bias belanja kalo tidak
korupsi, mereka akan sangat gatal jika melakukan sesuatu sesuai dengan
prosedur. Padahal ketika sebelum
mengenal korupsi mereka masih bias hidup sampai mereka kenal istilah korupsi
dan lebih jauhnya mencicipi rasanya korupsi. Padahal saya yakin 100%, para
koruptor tahu akibatnya jika mereka terus menerus korupsi. Sama halnya dengan
perokok yang tahu akibatnya jika mereka terus menerus merokok. Jatah yang
mereka ambil untuk dijadikan target korupsi apalagi. Mereka akan jauh lebih
sengsara dari para koruptor. Sama halnya dengan perokok pasif yang mendapatkan
kesengsaraan dari asap rokok. Selain itu, mereka sama-sama tidak peduli nasib
orang disekitarnya. Perokok tidak peduli pada nasib perokok pasif, koruptor
tidak peduli pada nasib rakyat.
Selain
kesamaan mereka juga punya perbedaan tentunya, BEDANYA adalah: perokok
jika diingatkan akan kematian yang diakibatkan merokok akan menjawab: “Mati itu
ditangan Allah, tidak ada yang menentukan selain-Nya.” Sedangkan para koruptor
jika diingatkan akan bahaya korupsi akan
menjawab: “yang penting banya uang, semuanya bias diatasi dengan uang.” Perokok
lebih eling dari pada koruptor. Hihihi
Selesai
membicarakan perokok dan koruptor, pada malam itu kami merencanakan aksi. Yah, aksi
yang tentunya berlangsung untuk memperingati Hari Anti Korupsi. Turun
kejalankah? Berorasi depan gedung megah para wakil rakyatkah? Teatrikal untuk
menceritakan kesengsaraan rakyatkah? Atau sosialisasi Anti Korupsi kah? Itulah
opsi-opsi aksi yang ditawarkan oleh sahabat-sahabat mahasiswa. Hebat memang ide
mereka.
Tapi
saya lebih suka DO IT MY WAY! Seperti tag line iklan suatu merk sepeda
motor. Teriakan yang lantang hanya akan berlalu begitu saja ditelinga para
koruptor. Aksi teatrikal yang dramatis tidak akan sedikitpun ditonton oleh
mereka. Bahkan sosialisasi yang berisi tentang akibat korupsi yang dicanangkan
kepada rakyat hanya akan menyulut api kemarahan rakyat sejenak, rakyat tetap
tidak bias berbuat apa-apa. Mereka justru memilih wakil rakyat yang memberikan
“sesuatu” saat kampanye, sehingga dengan senang masyarakat memilih dan
berujar:”Alhamdulillah yah?!” chahaha
Mungkin
di hari ini saya tidak bias ikut hadir untuk melakukan aksi turun kejalan,
karena saya juga akan melakukan suatu aksi Anti Korupsi yang lebih fantastis
menurut saya. Saya akan mengajar murid bimbel saya. Lho kok?! Apanya yang
fantastis?!
Saya
adalah seorang tenaga pengajar sekaligus mahasiswa. Saya tidak ikut berdemo
bukan berarati saya apatis. Justru saya sedang melakukan aksi yang jauh lebih
besar menurut saya. Karena demo bukan merupakan suatu kesalahan. Tapi aksi saya
adalah: mengajar. Saya berusaha menamkan
nilai-nilai Anti Korupsi pada murid saya. Mulai anti korupsi waktu. Sebisa
mungkin menghindari telat masuk atau keluar kelas, menempatkan saat-saat yang
tepat ketika mengajar. Saat bertanya, saat mendengarkan, saat menjelaskan dan
saat mengerjakan tugas sampai saat yang tepat untuk bersenda gurau. I organize
it! Sure!
Bukan
hanya anti korupsi, anti kejahatan laten pun
saya tanamkan. Saya memberi nilai pada setiap kejujuran dan sifat kritis
murid saya. Saya berikan nilai yang banyak bagi yang mampu mengerjakan soal
tanpa MENCONTEK. Saya dukung dan arahkan sikap kritis murid saya. Saya terus
berusaha memasuki dunia mereka dan mendoktrin otak mereka untuk membenci kata
kerja Contek. Bukan kecerdasaan intelektual saja yang saya asah, saya ingin
mengasah kecerdasan emosi dan kecerdasan dalam beragama. Karena aksi saya
adalah mencetak kader masa depan yang lebih baik untuk menyelamatkan negeriku
tercinta. Kesan dan kebiasaan dimasa kecil merupakan hal yang sulit dilepaskan
dalam kehidupan. Maka saya memilih untuk memanfaatkan masa kecil mereka agar
dapat dibentuk menjadi kader masa depan. “A Youth Today Is The Leader Of
Tomorrow.”
Bukan
uang yang saya cari sebagai guru honorer, bukan hanya materi dalam buku saja
yang saya teriakan , bukan hanya gengsi dan status calon pegawai negri yang
saya kejar. Saya hanya mencintai Indonesia, and I Do it My Way!
Jadi
sahabatku sekalian, whatever you are selalu ada jalan untuk beraksi. Jalan untuk
mendemokan hari Anti Korupsi atau momentum lainnya. Jangan takut untuk turun
kejalan dan meneriakan suara rakyat. Tapi percayalah, bahwa aksi yang baik
adalah aksi yang mampu menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Maka bangkitlah
dari topeng statusmu! Tunjukan aksi terbaikmu tanpa menjadi sesuatu yang lain!
Beraksilah dibalik seragam kebesaranmu!
-Hari Esok Adalah Milik Kita-
Komentar
Posting Komentar