Sedikit berbagi buat
yang masih bingung mw kuliah djurusan apa atau yang udh kuliah tapi g
tau buat apa dia kuliah disitu. Yang kuliah dan gak tau mw jadi apa
nantinya sering dialami oleh org2 yg banting setir. Biasanya,
setelah gak keterima di Universitas yg diimpikan dan trus mngusahakan
opsi nya tpi gagal. Dari pada gk kuliah mnding kuliah dmna ajaa..
Saya pernah berbagi dalam sebuah status. "Adik-adikku sayang.. Cobalah kuliah atau belajar itu bukan untuk mencari kerja. Tetapi makna kita belajar. Yaitu, mempelajari suatu ilmu karena benar2 tertarik untuk mencari tahu apa yg tidak kita ketahui sebelumnya dari bidang ilmu tersebut. Karna pengetahuan yang akan memuntunmu mendapatkan apa yang kau butuhkan untuk kehidupan :)"
Saya hanya akan bercerita berdasarkan fakta, kurang lebih merupakan pengalaman pribadi...
Dulu saya bermimpi untuk kuliah di suatu negara nun jauh disana. Tapi mimpi tu ternyata harus tertunda karena smapai detik2 mnjelang UN tidak ada koneksi sama sekali menuju kesana, bahakan informasipun tidak saya dapat.. Singkat cerita saya membuat list jurusan yang akan saya ambil. Perlu digaris bawahi jurusan.! Bukan universitas.! Karena dimanapun kita belajar, yg penting ilmunya. Bukan tempatnya.(tpi bukan berarti tempat tidak berpengaruh)
Meskipun saya tidak segigih teman2 saya kebanyakan dalam mencari kuliah, namun saya tetap mencoba. Dan hanya ada satu universitas beserta pilihan jurusannya yang benar2 saya minati ketika itu. Namun satu kesalahan saya, over confident. Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati. Karena saya telat mengajukan PMDK, saya putuskan untuk mengikuti test mandiri saja. Namun betapa mencengangkan.! Dari semua murid Amanah Islamic Boarding School yg mndaftar, hanya saya yg tidak diterima. L Dari situ semangat saya langsung runtuh seketika. Saya langsung down. Saya fikir, UIN adalah Universitas negri terakhr yg msh mnerima mahasiswa baru.
Dari situ, saya merasa rencana hidup saya kacau dan berantakan sama sekali. Akhirnya saya putuskan untuk bekerja, tawaran itu kebetulan datang dari saudara. Om sya yg saat tu memang memiliki koneksi mengajukan sya untuk ekerja di salah satu lembaga bimbingan belajar, sebagai staf administrasi. Yg jlas tringat smpai detik ini adalah, ketika sang pemilik memutuskan mmberi gaji saya skitar setengah dari gaji salah seorang pelamar yg berpendidikan D3. Bahkan saya dijadikan sebagai bawahan org tersebut. Tidak lain dan tidak bukan karena saya berpendidikan SMA. Satu bulan berlalu, gaji saya naik dan saya lgsg naik pangkat bertukar posisi dngn sang D3. Sampai 3 bulan kemudian ayah saya mendaftarkan saya ke salah stu perguruan tinggi swasta. Saat tu sya mnjadi murid baru diantara murid baru. Alias lebih lambat beberapa pertemuan diantara tman sekelas.
Awalnya saya bingung, untuk apa sya mempelajari ilmu yg bhkan belum pernah sya bayangkan sebelumnya. Ilmu Manajemen Informatika. Namun lama kelamaan saya nikmati saja pelajaran itu, yg penting sya tahu. Toh ilmu tetap akan bermanfaat suatu saat nanti.
Saat tiba liburan semester yg menghabiskan waktu 3 bulan, sya didorong untuk melamar bekerja disalah satu Mts yg blum lma berdiri di Dadaha. Saya diterima sebagai guru TIK, mengalahkan puluhan pelamar lain yg bertitel sarjana. Dan sebulan kemudian diangkat menjadi guru MI yg mash satu yayasan dengan MTs trsebut sebagai guru bahasa Arab. Saat yang bersamaan, saya menjadi guru les sepupu saya. Dari situ bertambahlah murid2 les sya. Sampai detik ini saya msh mengajar les dan private.
Intinya, manajemen informatika tidak pernah mengajari saya untuk menjadi seorang guru. Namun bekal yg saya pakai selama ini adalah ilmu semasa saya sekolah. Ilmu matematika, b. Inggris, TIK dan ilmu Tarbiyah yg sya dpat selama di Amanah. Pada awalny saya sempat dipandang sebelah mata oleh atasan saya krna berpendidikan SMA, namun saya yakin kemampuan dan kualitas tidak akan bohong. Kemampuan dan kualitas yg baik bisa kita tunjukan dengan ilmu yang kita miliki.
Saat ni bahkan saya melebarkan sayap karir untuk berbisnis di berbagai bidang..
Kawan-kawan, bukan masalah dimana kita belajar. Tapi apa yang kita pelajari. Bukan masalah kapan kita belajar. Tapi bagaimana kita memanfaatkan ilmu. Tak perlulah bingung nanti mau jadi apa kalo kuliah disini atau disana. Tapi coba mulai fikirkan, nanti mau diapakan hasil belajar kita. Karena ilmu yang bermanfaat akan lebih berharga dari apapun. Ilmu lah yang dengan sendirinya memenuhi kebutuhan hidup kita.
Untuk jiwa-jiwa yang masih bingung buat apa belajar ini-itu, atau jiwa-jiwa yang bingung memilih jurusan apa yang harus diambil ketika kuliah.. Saran saya, pertimbangkanlah tulisan saya yg miring dan bercetak tebal.
Saya pernah berbagi dalam sebuah status. "Adik-adikku sayang.. Cobalah kuliah atau belajar itu bukan untuk mencari kerja. Tetapi makna kita belajar. Yaitu, mempelajari suatu ilmu karena benar2 tertarik untuk mencari tahu apa yg tidak kita ketahui sebelumnya dari bidang ilmu tersebut. Karna pengetahuan yang akan memuntunmu mendapatkan apa yang kau butuhkan untuk kehidupan :)"
Saya hanya akan bercerita berdasarkan fakta, kurang lebih merupakan pengalaman pribadi...
Dulu saya bermimpi untuk kuliah di suatu negara nun jauh disana. Tapi mimpi tu ternyata harus tertunda karena smapai detik2 mnjelang UN tidak ada koneksi sama sekali menuju kesana, bahakan informasipun tidak saya dapat.. Singkat cerita saya membuat list jurusan yang akan saya ambil. Perlu digaris bawahi jurusan.! Bukan universitas.! Karena dimanapun kita belajar, yg penting ilmunya. Bukan tempatnya.(tpi bukan berarti tempat tidak berpengaruh)
Meskipun saya tidak segigih teman2 saya kebanyakan dalam mencari kuliah, namun saya tetap mencoba. Dan hanya ada satu universitas beserta pilihan jurusannya yang benar2 saya minati ketika itu. Namun satu kesalahan saya, over confident. Universitas Islam Negri Sunan Gunung Djati. Karena saya telat mengajukan PMDK, saya putuskan untuk mengikuti test mandiri saja. Namun betapa mencengangkan.! Dari semua murid Amanah Islamic Boarding School yg mndaftar, hanya saya yg tidak diterima. L Dari situ semangat saya langsung runtuh seketika. Saya langsung down. Saya fikir, UIN adalah Universitas negri terakhr yg msh mnerima mahasiswa baru.
Dari situ, saya merasa rencana hidup saya kacau dan berantakan sama sekali. Akhirnya saya putuskan untuk bekerja, tawaran itu kebetulan datang dari saudara. Om sya yg saat tu memang memiliki koneksi mengajukan sya untuk ekerja di salah satu lembaga bimbingan belajar, sebagai staf administrasi. Yg jlas tringat smpai detik ini adalah, ketika sang pemilik memutuskan mmberi gaji saya skitar setengah dari gaji salah seorang pelamar yg berpendidikan D3. Bahkan saya dijadikan sebagai bawahan org tersebut. Tidak lain dan tidak bukan karena saya berpendidikan SMA. Satu bulan berlalu, gaji saya naik dan saya lgsg naik pangkat bertukar posisi dngn sang D3. Sampai 3 bulan kemudian ayah saya mendaftarkan saya ke salah stu perguruan tinggi swasta. Saat tu sya mnjadi murid baru diantara murid baru. Alias lebih lambat beberapa pertemuan diantara tman sekelas.
Awalnya saya bingung, untuk apa sya mempelajari ilmu yg bhkan belum pernah sya bayangkan sebelumnya. Ilmu Manajemen Informatika. Namun lama kelamaan saya nikmati saja pelajaran itu, yg penting sya tahu. Toh ilmu tetap akan bermanfaat suatu saat nanti.
Saat tiba liburan semester yg menghabiskan waktu 3 bulan, sya didorong untuk melamar bekerja disalah satu Mts yg blum lma berdiri di Dadaha. Saya diterima sebagai guru TIK, mengalahkan puluhan pelamar lain yg bertitel sarjana. Dan sebulan kemudian diangkat menjadi guru MI yg mash satu yayasan dengan MTs trsebut sebagai guru bahasa Arab. Saat yang bersamaan, saya menjadi guru les sepupu saya. Dari situ bertambahlah murid2 les sya. Sampai detik ini saya msh mengajar les dan private.
Intinya, manajemen informatika tidak pernah mengajari saya untuk menjadi seorang guru. Namun bekal yg saya pakai selama ini adalah ilmu semasa saya sekolah. Ilmu matematika, b. Inggris, TIK dan ilmu Tarbiyah yg sya dpat selama di Amanah. Pada awalny saya sempat dipandang sebelah mata oleh atasan saya krna berpendidikan SMA, namun saya yakin kemampuan dan kualitas tidak akan bohong. Kemampuan dan kualitas yg baik bisa kita tunjukan dengan ilmu yang kita miliki.
Saat ni bahkan saya melebarkan sayap karir untuk berbisnis di berbagai bidang..
Kawan-kawan, bukan masalah dimana kita belajar. Tapi apa yang kita pelajari. Bukan masalah kapan kita belajar. Tapi bagaimana kita memanfaatkan ilmu. Tak perlulah bingung nanti mau jadi apa kalo kuliah disini atau disana. Tapi coba mulai fikirkan, nanti mau diapakan hasil belajar kita. Karena ilmu yang bermanfaat akan lebih berharga dari apapun. Ilmu lah yang dengan sendirinya memenuhi kebutuhan hidup kita.
Untuk jiwa-jiwa yang masih bingung buat apa belajar ini-itu, atau jiwa-jiwa yang bingung memilih jurusan apa yang harus diambil ketika kuliah.. Saran saya, pertimbangkanlah tulisan saya yg miring dan bercetak tebal.
Komentar
Posting Komentar